Thursday, July 23, 2015

Indikator Mana Yang Paling Menguntungkan

Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Setelah pusing menghadapi indikator, sekarang kita sampai di pelajaran yang paling menyenangkan: berapa banyak profit yang bisa dihasilkan satu indikator?

Terkesan matre? Tak usah malu, bukankah ini tujuan utama kita mempelajari indikator; untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Jadi untuk apa kita memasukkan indikator yang hanya berfungsi sebagai penghias grafik?

Agar lebih mudah memahami seberapa efektif tiap indikator, tim seputarforex memutuskan untuk mengambil tabel dari hasil riset sekelompok trader:

IndikatorParameterPeraturan
Bollinger Bands(30,2,2)Cover dan pasang long-position saat harga closing harian melintas di bawah band terendah

Cover dan pasang short-position saat harga closing melintas di atas band teratas
MACD(12,26,9)Cover dan pasang long-position saat MACD1 (yang cepat) melintas di atas MACD2 (yang lamban)

Cover dan pasang short-position saat MACD1 melintas di bawah MACD2
Parabolic SAR(.02,.02,.2)Cover dan pasang long-position saat harga closing harian melintas di atas ParSAR

Cover dan pasang short-position saat harga closing melintas di bawah ParSAR
Stochastic(14,3,3)Cover dan pasang long-position saat Stoch %K melintas di atas 20

Cover dan pasang short-position saat Stoch %K melintas di bawah 80
RSI(9)Cover dan pasang long-position saat RSI melintas di atas 30

Cover dan pasang short-position saat RSI di bawah 70
Ichimoku Kinko Hyo(9,26,52,1)Cover dan pasang long-position saat garis konversi (conversion line) melintas di atas garis dasar (base line)

Cover dan pasang long-position saat garis konversi (conversion line) melintas di bawah garis dasar (base line)


Tabel di atas merupakan penelitian dari sekelompok trader dengan menggunakan pair EUR/USD dengan time frame hairan dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Mereka trading menggunakan 1 lot (100,000 unit) dalam satu waktu tanpa menetapkan stop loss atau mengambil profitnya (take profit). Yang dilakukan para peneliti tersebut adalah tutup dan mengganti posisi begitu sinyal baru muncul. 

Artinya, jika semula kita mengambil long position kemudian indikator memberi sinyal agar kita order sell, maka kita harus menutup trading dan membuka short position yang baru. 

Terlepas dari keuntungan dan kerugian yang sebenarnya, dalam contoh tersebut kita memasukkan total pip untung/rugi dan penurunan terbesar.

Perlu dicatat: meski dalam penelitian ini stop loss tak pernah dipergunakan, namun kami TIDAK MENYARANKAN trading tanpa stop loss.

Berikut adalah tabel dari hasil penelitian kelompok trader tersebut:

StrategiJumlah TradeRugi/Laba dalam PipsRugi/Laba dalam %Drawdown Maksimal
Beli-Dan-Tunggu1-3,416.66-3.4225.44
Bollinger Bands20-19,535.97-19.5437.99
MACD1103,937.673.9427.55
Parabolic SAR128-9,746.29-9.7521.96
Stochastic74-20,716.40-20.7230.64
RSI8-18,716.69-18.7234.57
Ichimoku Kinko Hyo5330,341.2230.3419.51


Data tersebut menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima-tahun terakhir, indikator yang menunjukkan performa terbaik adalah Ichimoku Kinko Hyo. Indikator tersebut telah menghasilkan total keuntungan sebesar $30.341 atau 30.35%. Artinya, dalam lima tahun terakhir, rata-rata keuntungan yang didapat adalah sekitar 6% per tahun.

Sayangnya, indikator yang lain tidak terlalu menguntungkan. Misalnya saja indikator Stochastic menunjukkan laba minus 20.72%. Lebih jauh, semua indikator mengalami drawdown maksimal yang cukup substansial antara 20% sampai 30%.

Meski demikian, hal ini tidak berarti Ichimoku Kinko Hyo adalah indikator terbaik, sedangkan indikator lainnya sama sekali tak bermanfaat. Sebaliknya, penelitian para trader ini menunjukkan bahwa semua indikator tersebut tidak banyak memberi manfaat jika mereka berdiri sendiri.

Oleh karena itu, sebagai trader kita perlu belajar bagaimana menggunakan setiap tool trading dan mengombinasikannya agar mendapatkan sistem yang bekerja baik bagi trading kita.

Pelajaran selanjutnya : Pengertian Dasar Fibonacci 

Mengaplikasikan Semua Indikator